Tokoh Inspiratif

Profesor Mochtar Kusumaatmadja merupakan seorang tokoh pendidik, praktisi, pemikir dan juga birokrat hukum yang lahir pada tanggal 17 Februari 1929. Prof. Mochtar mendapat gelar sarjana di Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 1955, kemudian melanjutkan S2 di Sekolah Tinggi Hukum Yale atau Yale Law School (YLS) Amerika Serikat tahun 1958. Prof. Mochtar juga mendapatkan gelar S3 di Universitas Padjadjaran (1962) program studi ilmu hukum dan Universitas Chicago, Amerika Serikat (1966). Jasa Prof. Mochtar bagi Indonesia dapat dilihat dari perjalanan karirnya, dimana ia pernah menjadi seorang Dosen hukum di beberapa Perguruan Tinggi khususnya di Universitas Padjadjaran, kemudian ia juga pernah menjadi rektor ke-5 Unpad (1973-1974), Prof. Mochtar juga pernah ditunjuk sebagai konseptor Deklarasi Djuanda (1957), lalu menjadi Menteri Kehakiman (1974-1978) dan Menteri Luar Negeri pada tahun 1978-1988. Prof. Mochtar Kusumaatmadja juga dikenal sebagai seorang pakar hukum laut Indonesia. Dialah yang memberikan gagasan mengenai negara kepulauan atau Archipelagic State ke forum internasional. Konsep negara kepulauan inilah yang dijadikan landasan lahirnya konsep “Wawasan Nusantara”. Karena perjuangannya ini, Prof. Mochtar sendiri dijuluki sebagai Bapak Hukum Laut Indonesia.

Mendiang Prof. Faisal Afif merupakan guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran yang banyak berkontribusi terhadap Indonesia melalui bidang akademiknya. Beliau lahir di Cirebon pada tanggal 9 November 1939. Beliau mendapatkan gelar Sarjana Muda jurusan Ekonomi Perusahaan Fakultas Ekonomi Unpad pada tahun 1962. Sarjana penuh dengan program Sarjana jurusan Ekonomi Perusahaan Fakultas Ekonomi Unpad pada 1968. Kemudian tahun 1965 beliau melanjutkan studi Spesialis Ilmu Marketing dan Distribusi di Fakultas Ekonomi Universitas Ghent, Belgia, hingga memperoleh gelar Doktor Ilmu Ekonomi (1979).

Masa pengabdiannya di Unpad dihabiskan selama menduduki sejumlah jabatan. Dimulai dari Direktur Yayasan Badan Penerbit FE Unpad hingga menduduki posisi Senat Unpad. Diluar kegiatan akademiknya, beliau pernah menjadi anggota Tim Ahli Badan Pekerja MPR RI (1997-1998) serta konsultan pengembangan regional. Prof. Faisal Afif juga dikenal sebagai tokoh yang berkontribusi besar terhadap hubungan diplomatik antara Indonesia dan Belgia. Masa studinya di Belgia pada tahun 1965-1970 turut membantunya untuk menjalin hubungan erat dengan berbagai institusi pendidikan dan pemerintahan Belgia. Pada tahun 2009, bertepatan dengan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Belgia dan peringatan hari kebangsaan Belgia, Prof. Faisal memperoleh penghargaan Officier de Ordre de la Couronne dari Kerajaan Belgia.

Hikmat kurnia adalah seorang entrepreneur sukses yang patut dijadikan role model. Ia merupakan lulusan Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran angkatan 1986. Hikmat Kurnia lahir pada tanggal 23 September 1967, Bandung. Ia merupakan pendiri dan pemilik dari perusahaan Kelompok Agromedia, yaitu kelompok usaha penerbitan buku terbesar di Indonesia. Hikmat Kurnia melanjutkan studi S2 nya di Universitas Indonesia program Studi PSDM. Agromedia yang didirikan oleh Hikmat Kurnia pada tahun 2001 ini membawahi puluhan anak perusahaan penerbit seperti GagasMedia, Mediakita, Kawan Pustaka, RuangKata, dan lain sebagainya yang memiliki fokus penerbitan berbeda-beda.

Tidak hanya sebagai founder dari perusahaan besar, ia juga aktif dalam memperjuangkan antisipasi pembajakan buku serta penghapusan pajak pada buku agar harga buku tidak terlalu mahal. Hikmat kurnia juga beranggapan bahwa buku bukanlah suatu produk yang layak diberikan pajak, karena buku merupakan sarana ilmu pengetahuan yang seharusnya didukung oleh pemerintah. Selain sebagai pengusaha, Hikmat Kurnia juga pernah menjadi ketua dari IKAPI Jakarta (Ikatan Penerbit Indonesia) pada tahun 2016-2021, dan ketua IKA Unpad (Ikatan Alumni Unpad) periode tahun 2016-2020.

Dr. Dicky Budiman M.Sc.PH, merupakan lulusan Universitas Padjadjaran Program Studi Kedokteran tahun 1997 yang menjadi seorang dokter, epidemiolog, dan peneliti Indonesia yang terafiliasi dengan Universitas Griffith di Australia, telah membangun reputasi sebagai ahli analisis Covid-19. Ia telah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Pengawas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan aktif dalam menulis dan memberikan peringatan tentang bahaya pandemi sebelumnya. Dicky memiliki pengalaman luas dalam bidang kesehatan masyarakat dan telah bekerja di berbagai lembaga, serta mendapatkan perhatian media massa baik di Indonesia maupun internasional atas keakuratannya dalam meramalkan pandemi Covid-19 di Indonesia.

Ayu Savitri Nurinsiyah, seorang ilmuwan biologi asal Indonesia yang fokus pada taksonomi moluska, dilahirkan pada 2 Maret 1986. Beliau terkenal karena menemukan 23 spesies baru keong darat yang merupakan spesies endemik di Pulau Jawa. Ayu Savitri merupakan peneliti muda di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pada tahun 2003, Ayu Savitri Nurinsiyah memulai pendidikan sarjana di program studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Padjadjaran dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 2008. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikannya dengan mengambil gelar ganda di program studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Padjadjaran dan Master of Environmental and Energy Management di Universitas Twente, dan kemudian melanjutkan studi doktoralnya di Universitas Hamburg. Pada tahun 2020, Ayu Savitri Nurinsiyah terpilih sebagai ketua Masyarakat Moluska Indonesia. \Ayu Savitri Nurinsiyah juga dianugerahi penghargaan sebagai Ikon Berprestasi Pancasila di bidang Sains dan Inovasi oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Vina Andhani Muliana adalah seorang konten kreator dan salah satu pegawai BUMN yang sudah menerima berbagai penghargaan lewat berbagai kontennya di sosial media. Sebelum berkarir seperti sekarang, Vina pernah menempuh pendidikan S1 di Universitas Padjadjaran dengan mengambil prodi Agroteknologi dari tahun 2010 sampai 2014. Pada tahun 2014, Vina terpilih menjadi salah satu delegasi dalam ajang Harvard National United di Boston, Amerika Serikat. Vina mengawali karirnya dengan bekerja sebagai reporter di Liputan6.com, yang mana Vina dipercayakan untuk memegang program berjudul “Berani Beda”. Baru pada tahun 2021, Vina mencoba menjadi konten kreator tiktok lewat konten kiat - kiat dunia pekerjaan untuk para generasi Z dan keprihatinan Vina juga dimana banyak orang yang sulit mencari pekerjaan selama pandemi Covid - 19. Melalui konten - konten itu membuat Vina berhasil memenangkan berbagai penghargaan, seperti dalam ajang Tiktok Award Indonesia pada kategori “Best of Learning & Education”. Lalu namanya juga masuk ke dalam Forbes Indonesia edisi 30 Under 30 pada kategori “Young Archievers and Game Changers”.

Tantry Maulina salah satu dari sedikit orang yang mendalami penyakit Orofacial Pain dimana sering diderita pasien dengan adanya nyeri pada bagian wajah dan rongga mulut. Perempuan kelahiran Bandung, 2 Maret 1977 ini merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran pada tahun 2002 yang sekarang menjadi dosen di almamaternya sendiri sebagai staff dokter beda mulut di FKG Unpad. Pada tahun 2010, Tantry melanjutkan S2 di FKG Unpad setelah setahun mengajar menjadi dosen. Dengan penelitian yang sudah banyak dilakukan Tantry mengenai Orofacial Pain dan dipresentasikan di berbagai seminar internasional sejumlah negara. Tantry mendapat penghargaan “Best Oral Presentation” pada penelitian yang berjudul The Relationship between Motor Activity during Experimental Muscle Pain with Psychological Variables, dalam The 4th Biannual International Multidisciplinary Pain Congress yang dilaksanakan pada 1 - 4 Oktober 2014. Pada tahun yang sama saat beliau mendapat penghargaan, Tantry juga sedang menempuh S3 di University of Sydney Australia.

Prof. Kusman Ibrahim.,S.Kp.,MNS, Ph.D. merupakan guru besar Unpad dari Fakultas Keperawatan. Beliau lahir pada 17 September 1971. Prof. Kusman dikukuhkan sebagai Guru Besar di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad pada tanggal 18 November 2022. Prof. Kusman dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang Keperawatan pada Fakultas Keperawatan. Pada kesempatan tersebut, Prof. Kusman membacakan orasi ilmiah berjudul “Optimalisasi Tenaga Keperawatan dalam Mengakhiri Pandemik HIV di Indonesia Sebagai Upaya Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan”. Prof. Kusman merupakan lulusan sarjana Universitas Padjadjaran program studi Ilmu Keperawatan tahun 1998, dan melanjutkan program magister dan doktornya di Prince of Songkla University, Thailand. Dalam masa pengabdiannya Prof. Kusman menduduki sejumlah jabatan. Diantaranya menjadi wakil ketua Indonesian National Nurses Association (INNA) pada tahun 2017-2022, menjadi ketua Indonesian Medical Surgical Nursing Collegiums pada tahun 2017-2022, dan anggota Association of Nurses in AIDS Care (ANAC) pada tahun 2012 hingga sekarang, dan berbagai jabatan lainnya yang pernah Prof. Kusman duduki. Prof. Kusman juga merupakan Dekan Fakultas Keperawatan pada tahun 2013-2017 dan 2021 hingga sekarang.

Ketika mendengar nama Saura Marlina Manurung atau akrab disapa Butet manurung maka akan terbayang di benak kita "Sokola Rimba". Sebelum menggagas Sokola Rimba, Butet Manurung menempuh pendidikan di Universitas Padjadjaran dengan mengambil Prodi Antropologi pada tahun 1991. Setelah tiga tahun berkuliah, Butet Manurung mengikuti kembali ujian masuk PTN dan lolos masuk prodi Sastra Indonesia. Meskipun terasa berat beliau tetap dapat menyelesaikan kedua prodi tersebut, hingga pada tahun 1998 beliau berhasil lulus dari studi Antropologi. Setelah kuliah Butet bekerja sebagai fasilitator pendidikan Komunitas Orang Rimba di LSM konservasi Jambi. Selama kurang lebih 7 bulan Butet melakukan pendekatan dengan Orang Rimba. Perjuangan butet membuahkan hasil, ia mulai mengajar beberapa Orang Rimba dengan bekal ilmu linguistik dan menulis yang dia dapatkan saat kuliah Sastra Indonesia. Sekolah ini didirikan pada tahun 2003 dan sudah sangat membantu masyarakat adat untuk yang buta huruf dan tidak pandai menulis. Atas perjuangannya Butet dianugerahi penghargaan Ramon Magsaysay Award pada tahun 2014 yang digadang - gadang sebagai nobel asia. Selain itu, Butet juga mendapat beberapa penghargaan seperti Ernst and Young Indonesia Social Entrepreneur of The Year 2012, Young Global Leader 2009, Ashoka Fellow 2006 dan Butet bahkan masuk ke Time Magazine’s Hero of Asia 2004. Setelah meluncurkan buku berjudul Sokola Rimba, tidak lama kemudian buku itu diangkat menjadi sebuah film layar lebar pada tahun 2013.

Indah Sundari Jayantri, Putri Muslimah Indonesia Berbakat 2014. Gelar tersebut berhasil diraih oleh Indah saat mengikuti kompetisi Putri Muslimah yang diselenggarakan oleh sebuah stasiun televisi swasta nasional pada pertengahan tahun 2014. Berkat penghargaan tersebut, Indah mendapatkan kesempatan untuk menandatangani kontrak dan tampil dalam beberapa program televisi. Selain itu, Indah juga diberikan kesempatan untuk mengikuti sejumlah seleksi casting untuk program-program televisi. Di balik segala prestasi yang telah diraih, terungkaplah bahwa Indah Sundari adalah seorang lulusan Universitas Padjadjaran dengan jurusan Psikologi, Indah berhasil mendapat gelar sarjananya pada tahun 2014, dan gelar magisternya pada tahun 2018. Indah telah bercita-cita untuk menggeluti bidang psikologi sejak kecil, bahkan sejak berada di sekolah dasar. Selama menjalani kuliah, Indah tidak hanya fokus pada cita-citanya, tetapi juga aktif dalam mengikuti berbagai ajang pencarian bakat. Awalnya, Indah mengikuti ajang Putri Kampus, kemudian berlanjut sebagai finalis dalam Putri Muslimah, Hijab Hunt, Miss Internet, dan akhirnya terjun ke dunia hiburan.

Dr. Ir. Denie Heriyadi, SU., merupakan Lektor Kepala Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Fapet Unpad). Menjadi akademisi, sudah menjadi cita-cita Denie Heriyadi sejak dulu. Gelar sarjana diperoleh oleh Denie Heriyadi di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Beliau juga menyelesaikan program doktor di Universitas Padjadjaran dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 1995. Denie Heriyadi pernah bekerja di industri peternakan ayam di Jambudipa-Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Selama 42 tahun, Denie Heriyadi telah menekuni profesi sebagai akademisi dengan fokus pada bidang ilmu Produksi Ruminansia Kecil (domba dan kambing). Ketertarikan Denie Heriyadi terhadap spesialisasi tersebut muncul dari inspirasi yang diperoleh dari kehidupan para nabi yang banyak menggeluti peternakan domba dan kambing. Denie Heriyadi telah menghasilkan sejumlah karya ilmiah, dan menurutnya, buku yang paling berkesan adalah "Pernak Pernik dan Senarai Domba Garut". Dalam buku ini beliau membahas berbagai hal yang terkait dengan domba Garut. Dalam perjalanan karirnya, Denie Heriyadi berhasil meraih beberapa penghargaan, antara lain Satya Karya Bhakti 15 tahun, Dosen Teladan I Fakultas Peternakan Unpad, Dosen Teladan I Tingkat Universitas Padjadjaran, Satya Karya Bhakti Kelas II serta Satyalencana Karya Satya 20 tahun.

Salman Aristo, S.I.Kom., merupakan Alumni Universitas Padjadjaran Program Studi Jurnalistik tahun 1999 yang menjadi seorang profesional film Indonesia. Aristo berhasil Aristo berperan sebagai penulis skenario, produser, dan sutradara, dikenal melalui karya-karyanya yang terkenal seperti "Laskar Pelangi" dan "Garuda di Dadaku". Ia berhasil memenangkan penghargaan Piala Citra dalam kategori Penulis Skenario Adaptasi Terbaik pada tahun 2016 untuk film "Athirah" yang disutradarai oleh Riri Riza. Selain berkarier di dunia perfilman, Salman Aristo juga menjabat sebagai CEO di Wahana Kreator dan aktif sebagai pengajar di PlotPoint Kreatif, mengajar kelas penulisan skenario.

Prof. Dr. Zuzy Anna, S.Si., M.Si. merupakan guru besar Unpad dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Rina Indiastuti, M.SIE. mengukuhkan Prof. Zuzy sebagai Guru Besar bertempat di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad pada tanggal 8 November 2019. Prof. Zuzy dikukuhkan sebagai guru besar dalam bidang ilmu Ekonomi Sumber Daya Perikanan, Kebijakan Sumberdaya Perikanan. Pada kesempatan tersebut, Prof. Zuzy membacakan orasi ilmiah berjudul “Pemanfaatan Model Bio-Ekonomi dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan yang Berkelanjutan”. Prof. Zuzy merupakan lulusan sarjana Universitas Padjadjaran tahun 1986, dan melanjutkan program magister dan doktornya di Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2014 Unpad menjadi tuan rumah diselenggarakannya 5th Congress of Indonesian Marine and Fisheries Socio-Economics Research Network (IMFISERN). Pada kongres tersebut, Prof. Zuzy ditetapkan sebagai Koordinator IMFISERN untuk kepengurusan 2014-2016.

Nunuk Nuraini, orang penting di balik rasa bumbu Indomie goreng yang legendaris bagi seluruh rakyat Indonesia. Nunuk merupakan peracik bumbu Indomie yang diproduksi di PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Beliau merupakan lulusan sarjana teknologi pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran tahun 1980. Tak hanya Indomie, Nunuk Nuraini juga merupakan pencipta resep Sarimi dan Supermie. Nunuk Nuraini merupakan perempuan kelahiran Bandung pada tahun 1961 dan meninggal di usia 59 tahun. Nunuk bekerja di PT Indofood Sukses Makmur Tbk lebih dari 30 tahun. Selama kiprahnya, Nunuk Nuraini pernah menampakkan diri di depan kamera saat peluncuran varian rasa Indomie Real Meat di Restoran Kembang Goela daerah Jakarta pada bulan Maret 2017.

Prof. Dr. Keri Lestari, S.Si., M.Si., Apt., merupakan seorang Guru Besar di Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran yang terkenal dengan berbagai penelitiannya. Salah satu penelitian terkemuka yang dilakukan oleh Prof. Keri Lestari adalah menciptakan obat antidiabetes yang terbuat dari ekstrak biji pala. Perjalanan pendidikan Prof. Keri Lestari dimulai dengan meraih gelar sarjana di Universitas Padjadjaran, jurusan Farmasi, pada tahun 1988. Selanjutnya, beliau melanjutkan studi S-2 di Institut Teknologi Bandung, jurusan Farmakologi, dan berhasil menyelesaikannya pada tahun 1998. Tak berhenti di situ, beliau melanjutkan studi S-3 di Universitas Padjadjaran dan Yonsei University. Dari hasil penelitiannya tersebut, Prof.. Keri memperoleh Hak Paten atas sedian bahan untuk obat antidislipidemia menggunakan ekstrak biji pala dan metode pembuatannya pada bulan April tahun 2012. Prestasi-prestasi yang luar biasa juga telah diraih oleh Prof. Keri, salah satunya adalah penghargaan “Inspiring Women Award 2021” sebagai pemberdaya perempuan di bidang farmasi dari Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia (PPLIPI) Jawa Barat. Pada bidang pengabdian, Prof. Keri Lestari mengemban sejumlah tugas penting. Di antaranya adalah sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi bidang Farmasi Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, Pembina Jabar Bergerak, Dewan Pakar Perubahan Perilaku BNPB RI, anggota Komnas Saintifikasi Jamu bidang Pelayanan Kemenkes RI, hingga Ketua Kolegium Ilmu Farmasi Indonesia.

Ir. Rudy Suhendar, M.Sc. merupakan Kepala Badan Geologi untuk masa bakti 2017 hingga 2020. Rudy Suhendar lahir pada 31 Mei 1960, di Bandung dalam lingkungan pegunungan. Selepas SMA pada 1979, Rudy Suhendar memilih melanjutkan kegiatan belajarnya ke Akademi Teknik Pekerjaan Umum (ATPU). Namun, karena bukan disana minatnya, satu tahun kemudian beliau memilih mengambil jurusan yang diminatinya, yakni Teknik Geologi, di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Padjadjaran, yang kini menjadi Fakultas Teknik Geologi. Pada 1980 beliau diterima sebagai mahasiswa baru, dan pada 1983 Rudy meraih gelar sarjana muda. Pada 1993, Rudy Suhendar melanjutkan pendidikan di Fakultas Geomorphology and Engineering Geological Surveys, International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede, Belanda. Rudy Suhendar dilantik sebagai Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 5 Juni 2017 bertempat di Ruang Sarulla Gedung Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yaitu Ignasius Jonan. Rudy Suhendar sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Air Tanah dan Geologi Tata Lingkungan pada Badan Geologi. Kemudian pada tanggal 8 Desember 2017 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melantik Rudy Suhendar menjadi Kepala Badan Geologi untuk masa bakti 2017 hingga 2020.